Hi, aku mau share cerpen anak-anak LUSOR. Tapi baru sebagian. Okey, check this out :
1. Adin Gayuh Pratama
Kehilangan Handphone
Pada
saat liburan sekolah saya dan teman-teman berniat untuk bermain layangan di
sawah. Saya pergi ke sawah hanya bersama kedua teman saya Yogi dan Endra. Saat
berjalan menuju ke sawah saya di tanya salah seorang teman saya yang bernama
Yogi.
”Kamu
bawa HP tidak?”.
“Tidak,memangnya
kenapa?” jawab saya.
”Lebih
baik HPmu ditinggal di rumah saja”.Teman saya tersebut menyuruh saya untuk
meninggalkan HP di rumah agar nanti saat bermain di sawah HP saya dan teman
saya tersebut tidak jatuh dan hilang.
”Tidak
usah. Kalau kamu ingin menaruh HP di rumah,pulanglah dulu nanti aku tunggu di
sawah” ujar saya.
”Kalu
begitu tidak usah,HPku kubawa saja” kata Yogi kepada saya.Setelah kami saling
berbicara,kami meneruskan perjalanan menuju sawah.
Saat di
sawah kami mencari sawah yang belum ditanami oleh petani,agar tidak menginjak
tanaman mereka.Tetapi kami tidak menemukan tanah yang kosong, hampir semua
sawah sudah ditanami.Akhirnya kami mengurungkan niat untuk bermain layangan dan
bermain disekitar sungai kecil di pinggir sawah yang airnya cukup deras dan
dingin.Karena tanah disekitar sungai kecil tadi becek kami bertiga jongkok.Teman
saya Yogi jongkok membelakangi sungai dan disaku belakangnya ada HP.Saat dia
berdiri,dia mengambil HP yang ada disaku belakangnya,dia berkata.
“Dimana HPku?”.
Saya,Yogi,
dan Endra mencoba mencari HP Yogi.Saya mencoba menelpon HP Yogi,tetapi tidak
ada suara apapun.
”Mungkin
jatuh kesitu!”, kata Endra sambil menunjuk sungai dan masuk ke air.
Saya
pun ikut mencari di sungai,begitu juga Yogi.Tangan saya mencoba mencari
disela-sela batu,lalu saya menemukan HP Yogi.Saya menemukan HP yogi dalam
keadaan hidup,tetapi tak berapa lama HPnya mati.Lalu saya mencoba
menghidupkannya,tetapi tidak bisa.Endra dan Yogi juga mencoba menghidupkan
tetapi juga tidak bisa.Kami bertiga membongkar HP tersebut dan mengeringkan
masing-masing bagian mulai dari casing,baterai,keypad dll.
”Coba
kamu hidupkan!”, kata Endra menyuruh Yogi untuk menghidupkan HPnya.
Tetapi
masih tidak bisa,akhirnya kami pulang dan Yogi membawa HPnya ke rumah untuk
dibetulkan.
Muntah di Kolam
Renang
Pada
hari Minggu saya dan keluarga saya berencana untuk pergi jalan-jalan. Kami memutuskan untuk pergi ke
Dayu Park yang ada di Sragen.
”Ayo
mampir dulu ke rumah nenek!”, kata Ibu karena perjalanan menuju ke Dayu Park
melewati rumah nenek.
”Ya”,
jawab Ayah kepada Ibu
.Saat
sampai di rumah nenek, ternyata ada kakak saya yang bernama Hanif sedang menginap disana.Lalu kakak saya, kami
ajak sekalian untuk ikut pergi ke Dayu Park.
Setelah
sampai disanan, tempat yang pertama kali kami kunjungi adalah Kebun Binatang
mini.Di dalamnya terdapat berbagai macam binatang walau tidak terlalu banyak
jenisnya. Di sana juga terdapat berbagai macam permainan dan wahana yang cukup
menarik ada sepeda air, flying fox, area memancing dan lain-lain. Setelah
selesai dari kebun binatang mini, kami menuju ke kolam renang.Disana ada tempat
yang menyewakan baju renang bagi yang tidak membawa.
Ada
berbagai tipe kedalaman mulai untuk balita sampai dewasa. Keadaan disana waktu itu cukup ramai karena tepat pada hari
Minggu. Saat saya, adik, dan kakak saya sedang asyik berenang tiba-tiba kakak
saya muntah, tetapi hanya sedikit. Saya lalu menertawakan kejadian tersebut
”Kenapa
Kak? Apa kamu sedang sakit?”, tanya adik saya kepada Kak Hanif.
“Iya
aku sedikit pusing, padahal tadi juga tidak apa-apa”, jawab Kak Hanif.
“Ya
sudah, kita udahan saja berenangnya!”, ajak adik saya.
Lalu
kami bertiga bergegas mandi, selesai mandi kami makan lalu pulang karena kami
sudah sangat lelah.
2. Akhmad Iqbal Ikromi
Pecudang
Kelas Kakap
Pagi itu adalah
pagi yang amat cerah, aku begitu semangat untuk bersekolah,. Seperti biasanya
setelah sholat subuh, dan aku segera mempersiapkan diri. Yang pertama adalah
mandi, karena terlalu semangat aku bernyanyi sekeras-kerasnya di kamar mandi.
Mungkin karena nyanyianku yang mengganggu ketenangan, ibuku menggedor pintu
kamar madi dan memperingatkanku agar aku berhenti bernyanyi. Akupun
menghiraukannya. Aku tetap bernyanyi, namun dengan volume yang sedikit lebih
rendah.
Saat asyik-asyiknya bernyanyi, tiba-tiba ada
serangga yang masuk ke dalam multku dan tertelan! Sepertinya serangga itu
adalah nyamuk. Akupun langsung tersendat, tenggorokanku terasa sesak. Seketika
aku melilitkan handuk ketubuhku, lalu keluar kamar mandi dengan badan yang
masih setengah basah dan segera minum air mineral sebanyak-banyaknya.
Dan ibuku pun
bertanya kepadaku mengapa aku secara tiba tiba keluar kamar mandi. Aku pun
menceritakn hal itu kepada ibuku, tak disangka ibuku malah tertawa terbahak
bahak. Dan saat itu pun aku merasa menjadi seorang pecundang. Aku sebenarnya
merasa menyesal dengan diriku karena tadi tidak menuruti perintah orang tuaku.
Tapi bagaimana lagi, aku hanya bisa menutupi rasa maluku dengan diam.
Dialin hari,
sepertia biasanya lagi. Sehabis sholat
subuh, aku segera mandi. Tapi kali ini, lain dari pada yang lain. Aku hanya
diam di kamar mandi, mungkin hanya siul-siul untuk menghiraukan rasa dingin.
Tapi, tiba-tiba ada serangga lagi yang masuk ke dalam panca inderaku, bukan
mulut tapi hidung!! Bayangkan, aku langsung bersin-bersin, dan berusaha untuk
mengeluarkan serangga itu dari hidungku. Tak lama kemudian, hidungku terasa
plong. Serangga itu sudah tidak ada lagi dalam hidungku. Aku tidak tahu apakah
serangga itu terbang lagi, atau mati dan kemudian hanyut dalam air sabun.
Haah.. kembali aku merasakan menjadi
seorang pecundang yang menjadi pecundang. Bisa dibilang sangat pecundang.
Aku tidak tahu
penyebab kejadian-kejadian itu. Apakah kejadian itu sebuah musibah bagiku, atau
karena aku ini seorang pecundang. Aku masih bimbang dengan pertanyaan ini. Dan
semoga aku menjadi pribadi yang lebih baik, dan tidak lagi menjadi seorang
pecundang.
Sungguh
Apes
Sore
itu, aku diajak oleh ibuku untuk menjenguk saudaraku yang sedang sakit di rumah
sakit.Aku segera berpakaian rapi dan bergegas berangkat.Sesampainya di rumah
sakit aku segera menuju kamar inap dengan cepat. Karena sebelumnya ibuku pernah
dirawat di rumah akit itu dan kebetulan kamar inapnya sama, jadi aku sudah
hafal daerah-daerahnya.
Sampai
di kamar inap, aku segera menemui keponakanku yang bernama Ahsan untuk aku ajak
bermain.Dia memanggilku Mas Iqbal.Kami segera berkeliling di daerah rumah
sakit.
“Mas
Iqbal, ayo kita ke lantai 4 yuk?Berani nggak?” tantangnya.
Aku
tahu lantai 4 masih kosong, dan sedikit horor suasananya.Aku pun menjawab.
“Oke!
Siapa takut..ayo cepet!”
Kami
naik lift dari lantai 1 ke lantai 4. Sampai di lantai 4, suasana hening dan
mencekam terasa.Di lantai itu hanya ada kursi-kursi penunggu, dan puluhan
tempat tidur pasien yang berceceran. Ahsan ketakutan, karena pintu lift sudah
tertutup, dia langsung menuju tangga untuk turun ke lantai 3, dan turun lagi ke
lantai 2. Aku hanya tertawa, karena bagiku di lantai 4 itu tidak menakutkan
sama sekali. Aku turun tangga dengan senyum dan dada yang membusung.Tapi
tiba-tiba ada suara yang berseru kepadaku.
“”Dik!
Dik..!!” teriak perawat jaga di lantai 3.
“Oh,
iya mas, ada apa?” tanyaku tanpa dosa.
“Jangan
mainan lift ya..!!!” tegasnya.
“Emm,
enggak ok mas, enggak..” bantahku dengan penuh rasa malu.
Aku
segera mnuju ke lantai 2.Aku pun memarahi Ahsan.Tapi dia cuma senyum-senyum
melihatku. Sungguh apes hari itu. Padahal kalau aku tadi ikut lari dari lantai
4 ke lantai 2 aku tidak akan dimarahi, karena perawat jaga di lantai 2 tidak
berdekatan dengan tangga. Sungguh apes hari itu.