Sabtu, 15 Februari 2014

Cerpen anak-anak LUSOR

Hi, aku mau share cerpen anak-anak LUSOR. Tapi baru sebagian. Okey, check this out :



1. Adin Gayuh Pratama 


Kehilangan Handphone

Pada saat liburan sekolah saya dan teman-teman berniat untuk bermain layangan di sawah. Saya pergi ke sawah hanya bersama kedua teman saya Yogi dan Endra. Saat berjalan menuju ke sawah saya di tanya salah seorang teman saya yang bernama Yogi.
”Kamu bawa HP tidak?”.
“Tidak,memangnya kenapa?” jawab saya.
”Lebih baik HPmu ditinggal di rumah saja”.Teman saya tersebut menyuruh saya untuk meninggalkan HP di rumah agar nanti saat bermain di sawah HP saya dan teman saya tersebut tidak jatuh dan hilang.
”Tidak usah. Kalau kamu ingin menaruh HP di rumah,pulanglah dulu nanti aku tunggu di sawah” ujar saya.
”Kalu begitu tidak usah,HPku kubawa saja” kata Yogi kepada saya.Setelah kami saling berbicara,kami meneruskan perjalanan menuju sawah.
Saat di sawah kami mencari sawah yang belum ditanami oleh petani,agar tidak menginjak tanaman mereka.Tetapi kami tidak menemukan tanah yang kosong, hampir semua sawah sudah ditanami.Akhirnya kami mengurungkan niat untuk bermain layangan dan bermain disekitar sungai kecil di pinggir sawah yang airnya cukup deras dan dingin.Karena tanah disekitar sungai kecil tadi becek kami bertiga jongkok.Teman saya Yogi jongkok membelakangi sungai dan disaku belakangnya ada HP.Saat dia berdiri,dia mengambil HP yang ada disaku belakangnya,dia berkata.
 “Dimana HPku?”.
Saya,Yogi, dan Endra mencoba mencari HP Yogi.Saya mencoba menelpon HP Yogi,tetapi tidak ada suara apapun.
”Mungkin jatuh kesitu!”, kata Endra sambil menunjuk sungai dan masuk ke air.
Saya pun ikut mencari di sungai,begitu juga Yogi.Tangan saya mencoba mencari disela-sela batu,lalu saya menemukan HP Yogi.Saya menemukan HP yogi dalam keadaan hidup,tetapi tak berapa lama HPnya mati.Lalu saya mencoba menghidupkannya,tetapi tidak bisa.Endra dan Yogi juga mencoba menghidupkan tetapi juga tidak bisa.Kami bertiga membongkar HP tersebut dan mengeringkan masing-masing bagian mulai dari casing,baterai,keypad dll.
”Coba kamu hidupkan!”, kata Endra menyuruh Yogi untuk menghidupkan HPnya.
Tetapi masih tidak bisa,akhirnya kami pulang dan Yogi membawa HPnya ke rumah untuk dibetulkan.


Muntah di Kolam Renang

Pada hari Minggu saya dan keluarga saya berencana untuk pergi  jalan-jalan. Kami memutuskan untuk pergi ke Dayu Park yang ada di Sragen.
”Ayo mampir dulu ke rumah nenek!”, kata Ibu karena perjalanan menuju ke Dayu Park melewati rumah nenek.
”Ya”, jawab Ayah kepada Ibu
.Saat sampai di rumah nenek, ternyata ada kakak saya yang bernama Hanif  sedang menginap disana.Lalu kakak saya, kami ajak sekalian untuk ikut pergi ke Dayu Park.
Setelah sampai disanan, tempat yang pertama kali kami kunjungi adalah Kebun Binatang mini.Di dalamnya terdapat berbagai macam binatang walau tidak terlalu banyak jenisnya. Di sana juga terdapat berbagai macam permainan dan wahana yang cukup menarik ada sepeda air, flying fox, area memancing dan lain-lain. Setelah selesai dari kebun binatang mini, kami menuju ke kolam renang.Disana ada tempat yang menyewakan baju renang bagi yang tidak membawa.
Ada berbagai tipe kedalaman mulai untuk balita sampai dewasa. Keadaan disana  waktu itu cukup ramai karena tepat pada hari Minggu. Saat saya, adik, dan kakak saya sedang asyik berenang tiba-tiba kakak saya muntah, tetapi hanya sedikit. Saya lalu menertawakan kejadian tersebut
”Kenapa Kak? Apa kamu sedang sakit?”, tanya adik saya kepada Kak Hanif.
“Iya aku sedikit pusing, padahal tadi juga tidak apa-apa”, jawab Kak Hanif.
“Ya sudah, kita udahan saja berenangnya!”, ajak adik saya.
Lalu kami bertiga bergegas mandi, selesai mandi kami makan lalu pulang karena kami sudah sangat lelah.


2. Akhmad Iqbal Ikromi



Pecudang Kelas Kakap
Pagi itu adalah pagi yang amat cerah, aku begitu semangat untuk bersekolah,. Seperti biasanya setelah sholat subuh, dan aku segera mempersiapkan diri. Yang pertama adalah mandi, karena terlalu semangat aku bernyanyi sekeras-kerasnya di kamar mandi. Mungkin karena nyanyianku yang mengganggu ketenangan, ibuku menggedor pintu kamar madi dan memperingatkanku agar aku berhenti bernyanyi. Akupun menghiraukannya. Aku tetap bernyanyi, namun dengan volume yang sedikit lebih rendah.
 Saat asyik-asyiknya bernyanyi, tiba-tiba ada serangga yang masuk ke dalam multku dan tertelan! Sepertinya serangga itu adalah nyamuk. Akupun langsung tersendat, tenggorokanku terasa sesak. Seketika aku melilitkan handuk ketubuhku, lalu keluar kamar mandi dengan badan yang masih setengah basah dan segera minum air mineral sebanyak-banyaknya.
Dan ibuku pun bertanya kepadaku mengapa aku secara tiba tiba keluar kamar mandi. Aku pun menceritakn hal itu kepada ibuku, tak disangka ibuku malah tertawa terbahak bahak. Dan saat itu pun aku merasa menjadi seorang pecundang. Aku sebenarnya merasa menyesal dengan diriku karena tadi tidak menuruti perintah orang tuaku. Tapi bagaimana lagi, aku hanya bisa menutupi rasa maluku dengan diam.
Dialin hari, sepertia biasanya  lagi. Sehabis sholat subuh, aku segera mandi. Tapi kali ini, lain dari pada yang lain. Aku hanya diam di kamar mandi, mungkin hanya siul-siul untuk menghiraukan rasa dingin. Tapi, tiba-tiba ada serangga lagi yang masuk ke dalam panca inderaku, bukan mulut tapi hidung!! Bayangkan, aku langsung bersin-bersin, dan berusaha untuk mengeluarkan serangga itu dari hidungku. Tak lama kemudian, hidungku terasa plong. Serangga itu sudah tidak ada lagi dalam hidungku. Aku tidak tahu apakah serangga itu terbang lagi, atau mati dan kemudian hanyut dalam air sabun. Haah..  kembali aku merasakan menjadi seorang pecundang yang menjadi pecundang. Bisa dibilang sangat pecundang.
Aku tidak tahu penyebab kejadian-kejadian itu. Apakah kejadian itu sebuah musibah bagiku, atau karena aku ini seorang pecundang. Aku masih bimbang dengan pertanyaan ini. Dan semoga aku menjadi pribadi yang lebih baik, dan tidak lagi menjadi seorang pecundang.

Sungguh Apes
Sore itu, aku diajak oleh ibuku untuk menjenguk saudaraku yang sedang sakit di rumah sakit.Aku segera berpakaian rapi dan bergegas berangkat.Sesampainya di rumah sakit aku segera menuju kamar inap dengan cepat. Karena sebelumnya ibuku pernah dirawat di rumah akit itu dan kebetulan kamar inapnya sama, jadi aku sudah hafal daerah-daerahnya.
Sampai di kamar inap, aku segera menemui keponakanku yang bernama Ahsan untuk aku ajak bermain.Dia memanggilku Mas Iqbal.Kami segera berkeliling di daerah rumah sakit.
“Mas Iqbal, ayo kita ke lantai 4 yuk?Berani nggak?” tantangnya.
Aku tahu lantai 4 masih kosong, dan sedikit horor suasananya.Aku pun menjawab.
“Oke! Siapa takut..ayo cepet!”
Kami naik lift dari lantai 1 ke lantai 4. Sampai di lantai 4, suasana hening dan mencekam terasa.Di lantai itu hanya ada kursi-kursi penunggu, dan puluhan tempat tidur pasien yang berceceran. Ahsan ketakutan, karena pintu lift sudah tertutup, dia langsung menuju tangga untuk turun ke lantai 3, dan turun lagi ke lantai 2. Aku hanya tertawa, karena bagiku di lantai 4 itu tidak menakutkan sama sekali. Aku turun tangga dengan senyum dan dada yang membusung.Tapi tiba-tiba ada suara yang berseru kepadaku.
“”Dik! Dik..!!” teriak perawat jaga di lantai 3.
“Oh, iya mas, ada apa?” tanyaku tanpa dosa.
“Jangan mainan lift ya..!!!” tegasnya.
“Emm, enggak ok mas, enggak..” bantahku dengan penuh rasa malu.
Aku segera mnuju ke lantai 2.Aku pun memarahi Ahsan.Tapi dia cuma senyum-senyum melihatku. Sungguh apes hari itu. Padahal kalau aku tadi ikut lari dari lantai 4 ke lantai 2 aku tidak akan dimarahi, karena perawat jaga di lantai 2 tidak berdekatan dengan tangga. Sungguh apes hari itu.



Share: