Kamis, 10 November 2016

7



hujan masih setia dengan keengganannya untuk pergi.
seperti merpati yang enggan beranjak saat biji-bijian ada didepannya.
mengungkapkan, tapi berat.
menyampaikan, tapi enggan.
semuanya terbatas jarak.
dan dinding entah-apa-namanya.
semuanya terpaut jauh.
dan kesepian entah-darimana-asalnya.
aku terpaksa untuk diam.
karena aku tak bisa dan tak akan bisa menyampaikan.
pun mengatakan.
pun mengutarakannya.
secara langsung.
jangankan berbicara, bertemu saja tak bisa.
karena sekali lagi. 
tirai-tirai tipis yang akhirnya menjadi dinding-dinding tebal yang tak bisa dijamah mulai untuk tumbuh.
aku hanya mendengarnya.
sekali.
itupun dari orang lain.
ingin sekali rasanya untuk mendengarnya secara langsung.
melihatnya secara langsung.
walaupun ini terdengar memilukan.
atau malah menjijikkan.
aku tak peduli.
malah awalnya aku tak percaya bahwa ia akan mengatakan itu.
walaupun tidak secara langsung padaku.
dan itu membuat semua keinginan dan harapan ini semakin kuat.
entah nantinya ia akan membacanya atau tidak.
entah nantinya kita akan mengulang 4 Oktober lagi atau tidak.
yang jelas.
jangan biarkan pertemuan itu hanya menyisakan angan-angan yang tak dapat terjamah.

Miss Grey, miss the sunshine, L. 
Share:

Selasa, 05 Juli 2016

6


Buat Ramadhan Kali Ini Membalas Kekalahan Kita

Bulan menyembunyikan senyumnya yang merekah di malam genap ini.
Tak seperti malam sebelumnya yang selalu memamerkan pancaran karismatiknya yang membuat insan ini mengkerut.
Sisa-sisa hujan masih jelas terasa di serambi masjid Abu Bakar.
Hingga membuat rok biru yang terbelai angin ini menjadi basah.
Insan ini terdiam.
Berbalik badan ke arah luar masjid yang masih ramai oleh anak-anak atau lebih tepatnya ikhwan dan akhwat yang masih bersendau gurau karena selesai berbuka.
Pemilik rok biru yang basah ini mulai mengasingkan diri dari teman-temannya.
Entah apa yang terpikirkan.
Lalu tersenyum.
Bersyukur atas seluruh nikmat tak terhingga sampai ia hidup saat ini.
Malam-malam satuan dan belasan membuatnya jauh dengan Sang Mahasuci.
Dunia sekuler menjijikkan membelenggu dirinya yang kecil tak berdaya.
Entah dunia itu yang menjauhkannya dari Sang Pencipta ataukah memang dirinya sendiri yang sebenarnya menjauhkan diri dari Sang Pemilik Jagad Raya ini.
Urusan-urusan dunianya membuatnya terlena.
Tak ingatkah ia dengan Sang Pemberi Kemudahan dalam setiap urusan-urusannya?
Tak ingatkah ia dengan Sang Pengabul Doa dalam setiap hembusan napas dan detak jantungnya?
Tak ingatkah ia dengan Sang Pelindung yang selalu menjaganya dari yang bathil?
Semudah itukah dunia membalikkan kecintaannya pada Sang Khalik?
Semudah itukah urusan-urusan dunia membuatnya jauh dengan Sang Pemberi Rizki ditengah-tengah kesucian bulan yang sangat ditunggu oleh orang-orang shaleh?
Sungguh dunia telah melenakannya.
Istighfar.
Mimik wajahnya mulai berubah.
Belaian angin menambah suasana ambigu antara panas di dalam dirinya dengan dinginnya petang ini.
Mesranya suara gemerisik dedaunan berbanding terbalik dengan suasana hatinya.
Pandangannya masih tertuju pada langit petang yang mendung.
Mati.
Waktu.
Ideologi.
Agama.
Prinsip.
Radikal.
Realistis.
Materialistis.
Sekuler.
Kapitalis.
Dan sebagainya-dan sebagainya.
Terlalu banyak waktu yang disia-siakan.
Hingga akhirnya malah menyalahkan dirinya sendiri karena penyesalan.
Dunia terlalu munafik untuk termaafkan.
Hingga akhirnya malah menyalahkan dirinya sendiri karena kesakitan.
Gadis dengan rok biru itu kalah.
Kalah dengan dunianya.
Kalah akan nafsu yang memenjarakannya.
Lantas apa yang harus dilakukannya supaya dia bisa menang?
Rok biru yang basah perlahan mulai mengering.
Jilbab dan baju yang lebih besar dari tubuhnya membuat insan ini tampak lebih kecil karena baju yang tertiup angin malam.
Namun apalah arti kecil bila kita dapat melakukan suatu perubahan yang membuat insan ini besar?
Maka berkumandanglah adzan isya' yang membuyarkan lamunannya.
Di sudut matanya yang bebinar tampak seorang berbaju merah bata dengan sarung kotak-kotak biru berjalan ke arah masjid.
Maka insan ini menoleh tepat ketika dia mulai melepaskan alas kakinya.
Dan tepat pada saat itu mereka berdua bertatapan.
Berubah itu tidak mudah, maka berusahalah.
Berusaha untuk tetap menjaga akhlaknya sebagai wanita muslim.
Berusaha untuk memperbaiki dirinya untuk mendapatkan apa yang pantas didapatkannya.
Berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya pada Rabbi untuk tetap istoqamah.
Istiqamah dalam kebaikan.
Semuanya adalah cara untuk menemukan diri sendiri.
Maka saat gadis dengan rok biru ini telah menemukan siapa dirinya yang sebenarnya dan telah menemukan untuk tujuan apa ia ada di dunia ini, saat itulah ia mengenal Rabb nya.
Banyak yang didapatkan oleh insan ini selama sepuluh hari terakhir ini.
Maka nikmat Allah yang mana yang kamu dustakan?
Istighfar.
Terlalu banyak kufur tapi sedikit bersyukur.
Bagaimana bisa kita benar-benar menjadi ummat Nabi jika selama ini tidak menjalankan sunnah-sunnah beliau?
Maka laki-laki bijak setengah baya itu malu saat meminta pada Rabbnya untuk diberikan kesehatan namun pada saat Nabi dan para sahabatnya juga meminta diberikan kesehatan dan kebaikan namun toh beliau, orang-orang kesayangan Allah itu pun juga mati.
Laki-laki bijak setengah baya itu malu pada Allah karena telah banyak meminta namun ia tak ada apa-apanya dengan Nabi dan para sahabat.
Jika seperti itu.
Maka siapalah gadis dengan rok biru ini dimata Rabbnya?
Istighfar.
Maka insan ini bertekad untuk berubah.
Maka semua perubahan yang besar berasal dari.
Niat yang besar.
Keinginan yang besar.
Mimpi yang besar.
Dan kerinduan terhadap Rabbi yang besar.
“Dan saat ini, kalian layaknya logam. Sebelum dan setelah ditempa namanya akan tetap logam. Namun ia menjadi berbeda. Lebih berkualitas. Maka kalian memiliki niat tinggi saat i'tikaf dan setelah i'tikaf kalian akan berubah menjadi lebih baik seperti apa yang kalian niatkan.”, ucap laki-laki bijak paruh baya itu.
Maka Yaa Lathiif, ijinkan tahun depan gadis dengan rok biru ini masih bisa menikmati indahnya Bulan Penuh Berkah, Ramadhan.
Dan buat gadis dengan rok biru ini menjadi pribadi muslimah yang lebih baik lagi.
Tingkatkan rasa kecintaannya pada-Mu melebihi apapun yang ada di dunia ini.
Jangan buat ia terlena dengan dunianya.
Ingatkan dia dengan akhirat-Mu yang kekal.
Maka terimalah seluruh ibadah dari insan ini agar ia dapat membalas kekalahannya yang lalu.
Maka terdengar iqamah merdu yang dilantunkan muadzin.

Yogyakarta, 27 Ramadhan 1437 H.



-Gadis Dengan Rok Biru-

Share:

Kamis, 18 Februari 2016

5








Lagi-lagi cinta adalah hal yang berliku

Sama sekali tak menggembirakan tapi membuat candu

Kau

Pun

Aku

Kau, menggenggam dunia di tanganmu

Aku, menggenggam angin di tanganku

Kau, memiliki bintang di matamu

Aku, memiliki kunang-kunang di mataku

Dan kau, mampu membuat orang-orang di sekitarmu malu karena iri jika melihatmu

Maka aku, dapat membuat orang lain malu karena melihatku yang begitu pantas untuk dipeluk

Namun itu hanya khayalanku

Tapi ada satu kekuranganmu

Kau memang bisa menggenggam dunia, tapi kau tak bisa menggenggam hatiku

Karena aku bukanlah bagian dari duniamu

Aku adalah yang dapat membuat hari-harimu lebih seru

Bukan dengan parasku

Tapi dengan perilakuku

Analogikan seperti itu

Dan aku ingin aku yang menggenggam hatimu

Maka kau akan pasti menggenggam hatiku

Karena kau tak akan mungkin bisa lepas dari aku

Bagaimanapun kamu berputar maupun berlari sejauh apapun

Kau selalu dan selalu ada dalam pengawasanku

Itulah bagaimana aku terpaksa harus terus bersamamu

Karena kita akan selalu bersatu

Izinkan aku untuk membantu mewujudkan mimpi-mimpimu

Bawa aku terbang jauh lebih tinggi diatas langit yang membiru

Maka kita akan merangkul awan dan memetik bintang dan membawanya jauh ke dalam dunia kita yang diselimuti senandung rindu

Menjaga diri bukan berarti pergi tanpa tahu ini-itu

Menjaga diri, menjaga hati, menjaga lisan, menjaga pandangan, itulah yang kau ajarkan padaku

Maukah kau untuk menjadi guruku selama waktu masih dan akan tetap menghantu?

Maukah kau untuk memelukku saat marah sedang mengejar rindu?

Ini memang tak menentu

Dan akan selalu berliku

Tapi aku tetap ingin bersamamu,

Man-with-a-cupid-in-your-eyes-and-diamond-in-your-soul



Girl-who-wants-to-enjoying-your-laugh,
-L-

 ♥, L.


Share: