Bertengkar.
Baikan.
Bertengkar.
Baikan.
Begitu
seterusnya.
Banyak
kenangan yang kadang membuatku merasa gembira, sedih, merenung kembali.
Dan
akhirnya menangis.
Selalu
menampakkan keceriaan pada semua orang.
Selalu
menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.
Padahal
aku tahu, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia tidak baik-baik saja.
Tapi
dunia tidak perlu tahu itu.
Dia
adalah salah satu orang yang membuatku kuat.
Mampu
menghadapi hidup yang terkadang (hampir) membuatku menyerah.
Dia
berhati besar.
Sangat
besar.
Dia
sangat amat merelakan kebahagiaan dirinya sendiri demi orang lain, yang
dicintainya.
Tak
pernah pamrih dengan apa yang dikerjakannya.
Terkadang
sangat ingin aku menggantikan “posisinya”.
Sering
aku merasa kasihan dengannya.
Namun
dia bukan lagi anak kecil yang pantas untuk dikasihani.
Namun
dia bukan lagi anak kecil yang harus diiming-imingi barang kesukaannya saat
melakukan suatu hal.
Ia
telah tumbuh menjadi remaja yang mandiri.
Ia
telah tumbuh lebih dewasa dibanding teman-teman sebayanya.
Dan
terkadang, ia lebih dewasa dibanding kita semua.
Lalu
ia akan selalu dirindukan dimanapun ia berada.
Ia
akan selalu dicari karena keceriaannya.
Ia
akan selalu dicari karena ketulusan hatinya.
Karena
meskipun ia tak pernah menyampaikan seberapa sayangnya dengan orang-orang
disekelilingnya,
Seluruh
dunia sudah tahu bahwa ia sangat tulus.
Bahwa
ia berhati besar.
Dan
Sang-Pemilik-Jagad-Raya-Ini khuhus mengirimkan sosok itu kepada kami semua.
Selamat
ulang tahun, adikku.
Muhammad
Najib Azhom.
♥, L.
♥, L.