Namaku Lathiifah Thawafani. Aku suka sama orang yang bisa menuliskan dan melafalkan namaku dengan benar. Karena saat salah menuliskan dan melafalkan, arti dari namaku juga akan berubah. Begitu. Hehe.
Satu hal yang selalu aku sampaikan/katakan pada diriku saat aku ragu atau bimbang untuk memulai atau melakukan sesuatu adalah: “Tubuhmu memang kecil, namun kamu harus melakukan hal yang besar. Paling tidak lakukan itu untuk dirimu sendiri. Buat dirimu bangga dengan dirimu sendiri. Saat kamu bisa melakukan itu dengan baik, maka orang lain akan dengan sendirinya bangga juga denganmu. Saat kamu bisa mencintai dirimu sendiri dengan baik, maka orang lain akan dengan sendirinya mencintai dirimu.”
Setiap hari adalah hari yang baru. Setiap hari kita pun selalu belajar tentang hal-hal baru. Dan aku pun selalu berusaha untuk mau dan bisa untuk mempelajari hal baru, karena saat aku melakukan hal baru, akan banyak sekali kekurangan yang ada pada diriku. Begitupun saat bertemu dengan orang-orang baru, yang selalu bisa memberikan motivasi dan inspirasi pada diriku sehingga aku bisa “meningkat”. Tidak cepat puas dengan apa yang telah aku raih, tidak cepat merasa cukup dengan apa yang telah aku capai. Dalam hal apapun.
Tahun lalu, seseorang menyadarkanku bahwa apa yang aku pikirkan selama ini salah. Ia mengubah perspektifku. Dan aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas itu. (p.s: kayanya aku pernah nulis ini sih. Aku lupa. Wahahaha). Tahun ini, aku belajar lebih banyak lagi. Tentang meningkatkan “value” pada diriku. Karena aku ingin selalu berkembang. Dalam hal apapun.
Dulu aku adalah seorang pemalas, makanya sekarang aku belajar untuk mengerti dan melakukan pekerjaan rumah.
Dulu aku ngga bisa naik motor, sekarang berangkat dan pulang selalu naik motor.
Dulu aku ngga bisa markir motor, sekarang juga masih ngga bisa markir motor. Sedih ☹(((((
Dulu aku ngga terlalu suka sama anak kecil, sekarang tiap liat anak kecil, rasanya pengin “ngerti” dunia mereka.
Dulu aku ngga terlalu suka sama binatang, apalagi kucing. Karena aku bukan “dog person”, apalagi “cat person”, tapi aku seorang yang menyedihkan. Tapi sekarang, aku mencoba untuk lebih sayang sama binatang. Karena sering banget ada kucing di rumah, yang nyari-nyari makan, tapi ku abaikan. Kemudian aku berpikir, mungkin ini cara Allah untuk menegur diriku. Mungkin dari aku ngasih makan kucing, aku bisa masuk surga dengan cara itu. Karena sebagian rizki ku, juga rizki mereka. No one knows.
I just trying to be a better person. As well as I can.
Sampai sekarang aku masih belajar untuk bisa mengendarai dan markir motor dengan baik. Biar ngga membahayakan pengendara lain.
Mungkin bagi beberapa orang itu merupakan hal lucu dan sepele dan ngga mutu, iya, karena mereka bisa. Sedangkan menurutku, itu merupakan hal yang besar buatku, karena sampai saat ini aku belum bisa melakukan itu dengan baik.
Orang-orang punya kapasitas tersendiri dari apa yang telah mereka lakukan. Dan tidak semua orang bisa diukur dengan cara yang sama.
Seperti saat aku dibilangin sama temen, “Eh ada anak SMP nyasar.” Atau “Dek, mau kemana, Dek? Salim dulu sama senior.” Dan semacamnya. Lagi-lagi tentang fisik. Dari situ, aku bilang sama diriku sendiri, “Oke, aku memang kecil. So, what? Apakah dengan fisikku yang kecil, itu bisa menghalangi diriku untuk melakukan hal-hal yang besar?”
Dari berbagai macam “bully”an itu, aku mencoba untuk bangkit dan membuktikan pada mereka bahwa, “Hey! Aku bisa melakukan lebih dari apa yang kamu lakukan. So stop doing that f***ing things!” tapi tentu saja aku ngga mungkin untuk menyampaikan itu secara langsung. Emang e aku edan? Wqwqwq. Aku isih waras, cui. Seriously, dude. I do not care about it anymore!
Jadi, untuk teman-teman yang mempunyai keterbatasan fisik sepertiku, bersyukurlah. Karena dari itu, kamu bisa meningkatkan value dari dirimu. Tapi tentu saja, kalian ngga boleh sombong dengan apa yang telah kalian capai. Inget dong, kalau kesombongan itu bisa membunuh dirimu sendiri? Jadi kalian harus tenang, kalem, diem-diem aja, tapi sekali gerak, langsung mengguncang dunia. Wqwqwqwq lebay banget yhaaa. Gapapa.
Jujur, selama 20 tahun lebih aku hidup, tentu saja banyak pencapaian yang telah aku lakukan. Dalam hal apapun. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari peran umi selaku ibuku yang sangat baik hatinya dan aku menyayangi dan mencintainya dengan segenap hatiku. Semua hal yang aku lakukan, semua ini untuk umi. Kalau hal yang kulakukan itu bisa ngasih dampak positif buatku, berarti itu adalah bonus buatku. Aku kuliah, buat umi. Everything I do is for her. Everything. Saat aku melakukan hal baik, itu buat umi. Dan semacamnya. Karena ya.. gimana ya jelasinnya. I just love her. So I do everything good for her, too. Kalau pengin tau detailnya, ngobrol aja sama aku, yuk. Wqwqwq. Susah nulisnya.
Selain itu, diskusi sama orang yang nyambung dengan apa yang kita pikirkan itu asik banget. Bisa dapet wawasan baru, dan tentunya bisa sejalan. Dari banyak diskusi yang pernah aku lakukan dengan beberapa orang, banyak sekali dari mereka yang sering ngasih aku inspirasi buat nulis. That’s why aku suka banget diskusi sama mereka. Untung aku punya temen-temen baik yang enak diajak diskusi. Hehehe.
Kadang ngomongin orang juga bisa jadi bahan evaluasi buat diri kita, lhoo. Wahahahaha. Jangan ditiru tapi yaa, karena ngga baik ngomongin orang. Pis lof en gaul.
Diskusi sama orang juga bikin kita jadi semangat buat “menjalani” hidup, kalau diskusinya positif dan inspiratif yaa. Kadang aku juga suka melihat orang lain untuk dijadikan motivasi. Tapi tentu saja harus yang setara yaa. Maksudnya gini, ikan akan selalu merasa dirinya bodoh kalau dia disuruh buat manjat pohon. Paham maksudku kan? Harusnya sih paham. Ya intinya gitu.
Saat aku merasa aku bisa mencapai itu, insyaallah akan kulakukan. Tapi kalau engga, ya.. udah. Huahahha bukan pasrah yaa. Tapi apa ya namanya, selama hal yang kulakukan itu memang benar-benar bisa kulakukan dan ngasih “value” buat diriku, I’ll do it. Tapi kalau misal aku udah nyoba dan hal itu cuma bikin capek aja, yaudah ngapain dilanjutin. Got my point?
Intinya, you have your own big things.
Selain itu perjalanan selama 20 tahun lebih ini, banyak sekali perjuangan dan segala macamnya yang kadang di atas, kadang di bawah. Hal itu sangat amat biasa karena kita still alive. Hahaha. Dan untuk perjalanan dan bagaimana proses itu berlangsung, tentu waktu yang dibutuhkan juga ngga sebentar. Namun untuk saat ini mungkin beberapa poin di atas tadi bisa mewakili, meski sedikit. Mau nulis juga tapi sepertinya tulisan selanjutnya aja ngga papa yaa?? Hehehe.
Dan tulisan ini sebenarnya kutujukan untuk diriku sendiri. Untuk bahan evaluasi 20 tahun ini, dan insyaallah harapan untuk banyak tahun ke depan.
Untuk yang sudah baca sampai akhir ini, sebagai bentuk terima kasihku, aku punya pertanyaan yang harus kalian jawab (boleh PC aku, atau kirim email ke thawafani15@gmail.com atau kirim pesan ke twitter/instagram ku di @lthawafani). Dan pertanyaannya adalah:
Apakah yang aku tulis di postingan ini bisa kalian ambil sisi positifnya?
See you on my next Tulisannya Ifa.
Yours truly,
-L.
Satu hal yang selalu aku sampaikan/katakan pada diriku saat aku ragu atau bimbang untuk memulai atau melakukan sesuatu adalah: “Tubuhmu memang kecil, namun kamu harus melakukan hal yang besar. Paling tidak lakukan itu untuk dirimu sendiri. Buat dirimu bangga dengan dirimu sendiri. Saat kamu bisa melakukan itu dengan baik, maka orang lain akan dengan sendirinya bangga juga denganmu. Saat kamu bisa mencintai dirimu sendiri dengan baik, maka orang lain akan dengan sendirinya mencintai dirimu.”
Setiap hari adalah hari yang baru. Setiap hari kita pun selalu belajar tentang hal-hal baru. Dan aku pun selalu berusaha untuk mau dan bisa untuk mempelajari hal baru, karena saat aku melakukan hal baru, akan banyak sekali kekurangan yang ada pada diriku. Begitupun saat bertemu dengan orang-orang baru, yang selalu bisa memberikan motivasi dan inspirasi pada diriku sehingga aku bisa “meningkat”. Tidak cepat puas dengan apa yang telah aku raih, tidak cepat merasa cukup dengan apa yang telah aku capai. Dalam hal apapun.
Tahun lalu, seseorang menyadarkanku bahwa apa yang aku pikirkan selama ini salah. Ia mengubah perspektifku. Dan aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas itu. (p.s: kayanya aku pernah nulis ini sih. Aku lupa. Wahahaha). Tahun ini, aku belajar lebih banyak lagi. Tentang meningkatkan “value” pada diriku. Karena aku ingin selalu berkembang. Dalam hal apapun.
Dulu aku adalah seorang pemalas, makanya sekarang aku belajar untuk mengerti dan melakukan pekerjaan rumah.
Dulu aku ngga bisa naik motor, sekarang berangkat dan pulang selalu naik motor.
Dulu aku ngga bisa markir motor, sekarang juga masih ngga bisa markir motor. Sedih ☹(((((
Dulu aku ngga terlalu suka sama anak kecil, sekarang tiap liat anak kecil, rasanya pengin “ngerti” dunia mereka.
Dulu aku ngga terlalu suka sama binatang, apalagi kucing. Karena aku bukan “dog person”, apalagi “cat person”, tapi aku seorang yang menyedihkan. Tapi sekarang, aku mencoba untuk lebih sayang sama binatang. Karena sering banget ada kucing di rumah, yang nyari-nyari makan, tapi ku abaikan. Kemudian aku berpikir, mungkin ini cara Allah untuk menegur diriku. Mungkin dari aku ngasih makan kucing, aku bisa masuk surga dengan cara itu. Karena sebagian rizki ku, juga rizki mereka. No one knows.
I just trying to be a better person. As well as I can.
Sampai sekarang aku masih belajar untuk bisa mengendarai dan markir motor dengan baik. Biar ngga membahayakan pengendara lain.
Mungkin bagi beberapa orang itu merupakan hal lucu dan sepele dan ngga mutu, iya, karena mereka bisa. Sedangkan menurutku, itu merupakan hal yang besar buatku, karena sampai saat ini aku belum bisa melakukan itu dengan baik.
Orang-orang punya kapasitas tersendiri dari apa yang telah mereka lakukan. Dan tidak semua orang bisa diukur dengan cara yang sama.
Seperti saat aku dibilangin sama temen, “Eh ada anak SMP nyasar.” Atau “Dek, mau kemana, Dek? Salim dulu sama senior.” Dan semacamnya. Lagi-lagi tentang fisik. Dari situ, aku bilang sama diriku sendiri, “Oke, aku memang kecil. So, what? Apakah dengan fisikku yang kecil, itu bisa menghalangi diriku untuk melakukan hal-hal yang besar?”
Dari berbagai macam “bully”an itu, aku mencoba untuk bangkit dan membuktikan pada mereka bahwa, “Hey! Aku bisa melakukan lebih dari apa yang kamu lakukan. So stop doing that f***ing things!” tapi tentu saja aku ngga mungkin untuk menyampaikan itu secara langsung. Emang e aku edan? Wqwqwq. Aku isih waras, cui. Seriously, dude. I do not care about it anymore!
Jadi, untuk teman-teman yang mempunyai keterbatasan fisik sepertiku, bersyukurlah. Karena dari itu, kamu bisa meningkatkan value dari dirimu. Tapi tentu saja, kalian ngga boleh sombong dengan apa yang telah kalian capai. Inget dong, kalau kesombongan itu bisa membunuh dirimu sendiri? Jadi kalian harus tenang, kalem, diem-diem aja, tapi sekali gerak, langsung mengguncang dunia. Wqwqwqwq lebay banget yhaaa. Gapapa.
Jujur, selama 20 tahun lebih aku hidup, tentu saja banyak pencapaian yang telah aku lakukan. Dalam hal apapun. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari peran umi selaku ibuku yang sangat baik hatinya dan aku menyayangi dan mencintainya dengan segenap hatiku. Semua hal yang aku lakukan, semua ini untuk umi. Kalau hal yang kulakukan itu bisa ngasih dampak positif buatku, berarti itu adalah bonus buatku. Aku kuliah, buat umi. Everything I do is for her. Everything. Saat aku melakukan hal baik, itu buat umi. Dan semacamnya. Karena ya.. gimana ya jelasinnya. I just love her. So I do everything good for her, too. Kalau pengin tau detailnya, ngobrol aja sama aku, yuk. Wqwqwq. Susah nulisnya.
Selain itu, diskusi sama orang yang nyambung dengan apa yang kita pikirkan itu asik banget. Bisa dapet wawasan baru, dan tentunya bisa sejalan. Dari banyak diskusi yang pernah aku lakukan dengan beberapa orang, banyak sekali dari mereka yang sering ngasih aku inspirasi buat nulis. That’s why aku suka banget diskusi sama mereka. Untung aku punya temen-temen baik yang enak diajak diskusi. Hehehe.
Kadang ngomongin orang juga bisa jadi bahan evaluasi buat diri kita, lhoo. Wahahahaha. Jangan ditiru tapi yaa, karena ngga baik ngomongin orang. Pis lof en gaul.
Diskusi sama orang juga bikin kita jadi semangat buat “menjalani” hidup, kalau diskusinya positif dan inspiratif yaa. Kadang aku juga suka melihat orang lain untuk dijadikan motivasi. Tapi tentu saja harus yang setara yaa. Maksudnya gini, ikan akan selalu merasa dirinya bodoh kalau dia disuruh buat manjat pohon. Paham maksudku kan? Harusnya sih paham. Ya intinya gitu.
Saat aku merasa aku bisa mencapai itu, insyaallah akan kulakukan. Tapi kalau engga, ya.. udah. Huahahha bukan pasrah yaa. Tapi apa ya namanya, selama hal yang kulakukan itu memang benar-benar bisa kulakukan dan ngasih “value” buat diriku, I’ll do it. Tapi kalau misal aku udah nyoba dan hal itu cuma bikin capek aja, yaudah ngapain dilanjutin. Got my point?
Intinya, you have your own big things.
Selain itu perjalanan selama 20 tahun lebih ini, banyak sekali perjuangan dan segala macamnya yang kadang di atas, kadang di bawah. Hal itu sangat amat biasa karena kita still alive. Hahaha. Dan untuk perjalanan dan bagaimana proses itu berlangsung, tentu waktu yang dibutuhkan juga ngga sebentar. Namun untuk saat ini mungkin beberapa poin di atas tadi bisa mewakili, meski sedikit. Mau nulis juga tapi sepertinya tulisan selanjutnya aja ngga papa yaa?? Hehehe.
Dan tulisan ini sebenarnya kutujukan untuk diriku sendiri. Untuk bahan evaluasi 20 tahun ini, dan insyaallah harapan untuk banyak tahun ke depan.
Untuk yang sudah baca sampai akhir ini, sebagai bentuk terima kasihku, aku punya pertanyaan yang harus kalian jawab (boleh PC aku, atau kirim email ke thawafani15@gmail.com atau kirim pesan ke twitter/instagram ku di @lthawafani). Dan pertanyaannya adalah:
Apakah yang aku tulis di postingan ini bisa kalian ambil sisi positifnya?
See you on my next Tulisannya Ifa.
Sabtu, 15 September 2018.
Yours truly,
-L.